Makin lama kian terasa bahwa publik membutuhkan layanan cek fakta, utamanya menyangkut informasi di media sosial. Layanan ini dibutuhkan karena semua informasi di media sosial belum tentu benar sampai terbukti sebaliknya.
Kebutuhan layanan cek fakta juga terasa mendesak belakangan ini mengingat penetrasi media sosial kian membesar. Namun, tingkat literasi publik justru sebaliknya. Naiknya popularitas media sosial tak diimbangi dengan makin baiknya pemahaman masyarakat tentang media.
Salah satu indikasinya adalah mudahnya orang disesatkan oleh informasi, lalu membagikan ke mana-mana karena menganggap info itu benar adanya.
Orang juga gampang merespons atau bereaksi, misalnya ikut mengecam, sebuah isu atau fenomena. Padahal mereka belum tahu duduk perkara dan kebenaran isu atau informasi tertentu.
Di Amerika, saya lihat beberapa media mulai rajin melakukan fact check, terutama pada masa kampanye pemilihan presiden, karena isi kampanye cenderung atau berpotensi menyesatkan.
CNN dan ABC News, misalnya, menayangkan hasil cek fakta setiap kali selesai acara debat presiden.
Media di Indonesia mungkin perlu mengikuti jejak itu. Makin banyak yang melakukannya, tentu makin baik buat publik.
0 Comment:
Post a Comment