TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS-Pemuda asal Dusun Rammang-rammang, Desa Salenrang, Maros, Sulawesi Selatan, Musawwir Mughtar kini tengah mengembangkan Moringa biscuit plus (Morbi+).
Morbi+ merupakan biskuit yang terbuat dari daun kelor. Biskuit ini ia buat untuk mengatasi kekurangan gizi pada anak maupun orang dewasa.
Berkat biskuit ini pun, pria kelahiran Maros, 8 Desember 1992 ini diundang salah satu stasiun televisi di Eropa, Euronews untuk mempresentasikan biskuit buatannya tersebut.
Alumnus Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) ini juga tengah melanjutkan pendidikan magister bidang Animal Science di Wageningen University,Belanda.
"Saya sudah diundang oleh salah satu stasiun TV Eropa, Euronews untuk mempresentasikan Morbi+," kata peraih beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Keuangan RI, Selasa (4/10/2016).
Menurutnya, undangan tersebut menjadi suatu kebanggaan, karena Euronews menjadi saluran berita internasional terkemuka dan ditonton di 135 negara.
Morbi+ masuk 10 besar dalam kompetisi Internasional Gist Tech-I Competition 2016 di Silicon Valley, Amerika Serikat dan masuk dalam program PBB Sustainable Development Goals (SGDs).
"Saat ini baru ada 10 produk prototype untuk masing-masing varian, karena bubuk daun kelornya masih di beli dari Afrika untuk testing," katanya.
varian Morbi+, yakni Superfood Moringa bar, Moringa bar varian chocolate, Moringa bar varian crunchy almond.
Sementara untuk Moringa Powder disiapkan untuk balita yang menderita kekurangan gizi, ibu hamil, dan orang-orang yang bergaya hidup sehat.
"Untuk pemasarannya, saya menggunakan sistem cross subsidi. Produk ini akan dijual murah di perkampungan. Untuk di kota akan dijual lebih mahal," ujarnya.
Musawwir berjanji akan terus mengembangkan Morbi+ untuk pemberdayan perempuan di pedesaan dan menambah pendapatan warga.
Selain Morbi+, Musawwir juga telah membuat produk pakan ternak yang terbuat dari bunga kembang sepatu untuk menekan emisi gas metan (CH4). Hal tersebut sebagai upaya mengurangi green house gas yang menjadi penyebab utama pemanasan global.
Beberapa penelitian lainnya yang pernah ia lakukan, antara lain, pemanfaatan limbah kulit kakao sebagai sebagai pembersih air sisa westafel rumah tangga dan pembuatan ramuan herbal sebagai pakan tambahan untuk ayam broiler.
Atas kerja kerasnya tersebut, Musawwir telah mendapatkan penghargaan the 2nd place oleh Kementerian Komunikasi dan Multimedia Malaysia.
Musawwir juga memeroleh penghargaan sebagai pemenang East West Center Alumni Leadership Impact Award dari EWC Institue of Environmental Issues di Hawaii, USA, dan diliput secara khusus sebagai Young Changemaker di NHK Channel Japan National TV.
Dia menjadi finalis Altech Young Scientist Kentucky, USA, serta menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara di Barilla Centre for Food and Nutrition Competition dan menjadi Top 10 Finalist di Milan.
Musawwir juga menjadi delegasi tunggal Indonesia pada Young Environmental Leadership Program (YELP) oleh Japan Environmental Education Forum (JEEF), Young Leader for Indonesia oleh McKinsey&Co.
Berkat motivasinya membangun ekonomi kreatif melalui inovasi dan riset, Musawwir telah mengunjungi 15 negara di Asia, Eropa dan Amerika tanpa biaya sepeserpun.
"Terakhir saya mewakili Indonesia dalam perumusan draft Youth Manifesto 2015 dalam bidang pangan di World Exhibition Expo di Milan Italia dan diundang langsung oleh the Ministry of Agriculture Itay, Maurizio Martina ke markas European Union," kata alumnus SMAN 1 Maros ini.
Source : makassar.tribunnews.com
0 Comment:
Post a Comment